Seminar IT: Al-Faruq Fair 2

Seminar IT
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Menyambut acara Al-Faruq Fair 2: Islam make Your Dream come true. Rohis BEM Fasilkom Al-Khawarizmi mempersembahkan Seminar IT:

Sesi I 
Aplikasi Muslim Berbasis Android: "Be Excellent Moslem with Android"
Hari Kamis, 10 Mei 2012
Pukul 09.00-11.00 WIB
Oleh Topan Bayu Kusuma (Chief Marketing Officer Badr Interaction)
Tempat: Ruang C-203 Universitas Mercu Buana

Sesi II
Internet Sehat: "The Great Moslem is Born"
Hari Kamis, 10 Mei 2012
Pukul 13.00-15.00 WIB
Oleh Acep Syaripudin (ICT Watch)
Tempat: Ruang C-203 Universitas Mercu Buana

HTM : Rp.10.000/Sesi (Sertifikat, Snack, Door Prize)
Stand Pendaftaran: Koridor A, Atrium Gedung E

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

CP:

Arie Pratama 083813007884 (Ikhwan)
Marin 089630444983 (Akhwat)

Informasi tentang AFF2. Silahkan Klik di sini

Dakwah Pengikut Nabi yang Hakiki

Kewajiban Berdakwah Sebagaimana Dakwah Nabi





Alloh Ta’ala berfirman, “Katakanlah: ‘Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang
mengikutiku mengajak (kamu) kepada Alloh dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Alloh, dan aku tiada termasuk orangorang
yang musyrik’.” (Yusuf: 108). Dari ayat yang mulia ini, kita tahu bahwa pengikut Rosululloh yang
hakiki adalah mereka yang berdakwah sebagaimana Rosululloh shollallohu ‘alaihi wassalam berdakwah. Tidaklah
hal pertama dan utama yang Rosululloh shollallohu ‘alaihi wassalam dakwahkan kecuali tauhid, maka penyeru
yang sejati ialah mereka yang menyerukan kepada tauhid. Sedangkan orang-orang yang menyimpang dari jalan ini
disinyalir oleh Alloh Azza wa Jalla dalam firmanNya: “Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang
lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan
kamu dari jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan Alloh agar kamu bertakwa.” (Al-An’am: 153)


Tauhid adalah inti dakwah para Rasul, dari Rasul yang pertama sampai rasul yang terakhir. Alloh berfirman, “Dan
sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): ‘Sembahlah Alloh saja, dan
jauhilah Thaghut’.” (An Nahl: 36)

Kaum muslimin sekalian, mereka tidaklah mendakwahi ummatnya dengan menekankan perbaikan ekonomi terlebih
dahulu, tidaklah pula dengan merebut kekuasaan para penguasa yang zhalim terlebih dahulu dan mendirikan daulah
islamiyah. Padahal kita semua tahu bahwa para rasul tersebut diutus di tengah-tengah masyarakat yang penguasanya
amat zholim. Namun pokok dakwah mereka adalah perbaikan akidah ummat dan membersihkannya dari segenap
kotoran syirik.

Kewajiban Berdakwah Sebagaimana Dakwah Nabi
Alloh Ta’ala berfirman, “Katakanlah: ‘Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang
mengikutiku mengajak (kamu) kepada Alloh dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Alloh, dan aku tiada termasuk orangorang
yang musyrik’.” (Yusuf: 108). Dari ayat yang mulia ini, kita tahu bahwa pengikut Rosululloh yang
hakiki adalah mereka yang berdakwah sebagaimana Rosululloh shollallohu ‘alaihi wassalam berdakwah. Tidaklah
hal pertama dan utama yang Rosululloh shollallohu ‘alaihi wassalam dakwahkan kecuali tauhid, maka penyeru
yang sejati ialah mereka yang menyerukan kepada tauhid. Sedangkan orang-orang yang menyimpang dari jalan ini
disinyalir oleh Alloh Azza wa Jalla dalam firmanNya: “Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang
lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan
kamu dari jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan Alloh agar kamu bertakwa.” (Al-An’am: 153)


Tauhid Adalah Poros Perbaikan Ummat


Kaum muslimin sekalian, dakwah perbaikan ummat manusia yang diserukan oleh para Rasul itu adalah dakwah Tauhid,
memerangi syirik, yang mana kesyirikan adalah suatu kemungkaran dan kezhaliman yang paling besar di muka bumi ini.
Dan tauhid yang diserukan oleh para nabi dan Rasul adalah Tauhid Uluhiyah, yaitu mentauhidkan/mengesakan Alloh
dalam ibadah, artinya memurnikan dan memperuntukkan ibadah hanyalah untuk Alloh semata, bukan untuk yang selain
Alloh. Di sinilah letak dimana mereka paling banyak ditentang dan diingkari oleh kaumnya. Alloh Azza wa Jalla
berfirman: “Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan):
‘Sembahlah Alloh (saja), dan jauhilah Thaghut itu’, maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi
petunjuk oleh Alloh dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu
dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).” (An-Nahl:
36)





Dakwah Tauhid Adalah Dakwah Rinci





Dakwah tauhid bukan dakwah global yang hanya menyeru: ‘Mari bertauhid!’, akan tetapi dakwah yang
mulia ini juga memerinci manakah yang termasuk tauhid dan manakah yang termasuk syirik. Sehingga dengan
tertanamnya hal ini pada masyarakat kaum muslimin maka tujuan penciptaan manusia dan jin dapat terwujud.





Alloh Ta’ala telah berfirman: “Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orangorang
yang sebelummu, agar kamu bertakwa, Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit
sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan
sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Alloh, padahal kamu
mengetahui.” (Al-Baqarah: 21-22)

Maka dengan demikian wajib bagi setiap muslim untuk mempelajari tauhid yang merupakan awal yang harus dia tuntut
kemudian direalisasikan dalam ibadahannya. Dan juga mempelajari tentang syirik yang merupakan lawan dari tauhid
dan macam-macam syirik untuk dijauhi dan agar tidak terjerumus ke dalam kesyirikan. Karena Alloh Subhanahu wa
Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya Alloh tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala
dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Alloh, maka
sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (An-Nisa’: 48)
Manakala tauhid merupakan pokok keselamatan dunia dan akhirat sekaligus hal pertama kali yang harus dipelajari oleh
manusia, maka tauhidlah yang mestinya disampaikan dan didakwahkan kepada manusia pertama kali. Selain itu dakwah
tauhid juga harus dijadikan sebagai proiritas utama sebagaiman dakwah para Rasul Alloh yang diutus untuk ummatnya
dan juga apa yang telah telah Alloh perintahkan. Alloh Azza wa Jalla berfirman: “Katakanlah: ‘Inilah jalan
(agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Alloh dengan hujjah yang nyata, Maha
Suci Alloh, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik’.” (Yusuf: 108)
Kuantitas Pengikut Bukanlah Barometer Keberhasilan Dakwah
Sidang pembaca sekalian, kita lihat dari siroh rosul bahwa Rosululloh Muhammad shollallohu ‘alaihi wassalam
ketika berdakwah selama tiga belas tahun lamanya hanya menyerukan tauhid kepada bangsa Arab, khususnya kaum
Quraisy di Mekkah. Rentang waktu ini begitu sangat panjang dilihat dari masa kenabian beliau. Perjalanan dakwah
beliau inipun diiringi dengan rintangan yang luar biasa besar. Siksaan kaum Quraisy terhadap para pengikut beliau
sangat gencar, sementara kaum muslimin pada waktu itu masih berjumlah sedikit dan tidak punya daya kekuatan untuk
melawannya.
Dakwah ini memang membutuhkan waktu yang panjang dan lama untuk memetik hasilnya, tapi justru hal itulah yang
dituntunkan oleh syari’at Islam. Kita tidak akan ditanya oleh Alloh Subhanahu wa Ta’ala di akhirat kelak:
Berapa jumlah pengikut yang berhasil kita rekrut? tetapi yang akan ditanyakan adalah: Sudahkah kita menyampaikannya
kepada manusia sebagaimana diperintahkan? Sama saja bagi kita, apakah mendapat pengikut ataukah tidak, selama
dakwah kita sesuai dengan tuntunan sesuai syariat maka itulah wujud keberhasilan dakwah yang sebenarnya.
Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa ketika mi’raj, Alloh menunjukkan kepada Nabi Muhammad shollallohu
‘alaihi wassalam para nabi dan rasul sebelum beliau beserta pengikutnya. Ada nabi yang hanya memiliki
beberapa orang pengikut, dan bahkan ada yang tidak mempunyai seorang pengikut pun. Dan tatkala kita menengok
sejarah nabi Nuh, berapa lama beliau berdakwah? Yaitu selama sembilan ratus lima puluh tahun. Berapakah jumlah
pengikut beliau yang berhasil didakwahi yang akhirnya ikut dalam bahtera dan diselamatkan dari adzab Alloh? Tidaklah
banyak, hanya sedikit jumlahnya. Mereka para rasul adalah orang-orang yang sukses dalam berdakwah, walaupun jika
dilihat dari jumlah pengikut amatlah sedikit.
Lihatlah sejarah perjalanan panjang dakwahnya para nabi dan Rasul, jika kita menelusuri jejak para nabi niscaya kita
dapatkan cobaaan kita lebih kecil dibandingkan ujian yang diperoleh oleh para nabi dan Rasul tersebut berupa
penentangan dan pengingkaran dari kaumnya, belum lagi kesabaran yang luarbiasa yang mereka miliki untuk
mendakwahkan tauhid di tengah-tengah kerusakan ummatnya.
Karena itulah nabi kita Muhammad shollallohu ‘alaihi wassalam ketika mengutus utusan beliau untuk berdakwah
ke daerah lain, selalu mewasiatkan agar tauhidlah yang pertama kali mesti didakwahkan, sebagaimana sabda beliau
kepada Mu’adz bin Jabal ketika akan diutus ke negeri Yaman untuk berdakwah, beliau Shallallohu ‘alaihi
wa sallam bersabda: “Sesungguhnya kamu akan mendatangi satu kaum dari ahli kitab, maka hendaklah yang
pertama kamu serukan kepada mereka adalah (agar mereka) bersaksi bahwasanya tiada Tuhan yang berhak untuk
disembah melainkan Alloh.” (Diriwayatkan oleh imam Al-Bukhari dan Imam Muslim), dan dalam satu riwayat dari
Imam Al-Bukhari [dengan lafazh]: Agar mereka mentauhidkan Alloh (dalam beribadah kepadaNya). Wallohu
a’lam.

Muzizat Al-quran dari Segi Matematis

1. Alquran adalah kitab suci kami umat islam, diturunkan sekitar 1400 tahun yang lalu kpd Nabi Muhammad yg tidak bisa membaca dan menulis, tidak pernah belajar kepada siapapun dan diturunkan secara spontan sesuai dengan situasi permasalahan yang terjadi ketika itu. Penyusunannya dilakukan bukan berdasarkan urutan turunnya wahyu, melainkan berdasarkan arahan Nabi Muhammad yang diberitahu oleh malaikat Jibril (untuk meletakkan ayat ini pada surat ini ) dan ditulis oleh beberapa sahabatnya. Namun penyusunan ayat-ayat yang turun tanpa direncanakan nabi ini ternyata terdiri dari susunan kombinasi matematis yang luar biasa, dan baru diketahui akhir-akhir ini. Dan susunan inipun tidak berubah sejak sekitar 1400 tahun yang lalu

2. Kita mengetahui bahwa setiap surat-surat dalam Quran selalu diawali dengan bacaan 'Basmalah' sebagai statement pembuka, yaitu "Bismillaahirrahmaanirraahiim" (yang artinya : "dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang"). Ternyata bacaan 'Basmalah' tersebut (dalam bahasa Arabnya) terdiri dari 19 huruf (atau 19 X 1).


3. kalimat Basmalah, adalah kalimat yang mengawali setiap surat dalam Alquran kecuali surat Attaubah,

TABEL 5.1

KALIMAT BASMALLAH DENGAN STRUKTUR 29 DAN 19


Jumlah No Arab Indonesia Jumlah Huruf

1 Bism Dengan nama 3
2 Allah Allah 4
3 AI-Rahman Yang Maha Pengasih 6
4 AI-Rahlm Maha Penyayang 6
10 Total Total 19


Jumlah nomor kata adalah 1 + 2 + 3 + 4 = 10, sedangkan jumlah huruf 19. Jumlah total, nomor kata dan huruf adalah (10 + 19) = 29. Bilangan prima ke-10 adalah 29. Strukturnya istimewa apabila kita susun angka-angka nomor kata dan jumah huruf per kata, akan kita dapatkan bilangan 13243646.
Perhatikan! Angka 1 adalah nomor kata dan angka 3 adalah jumlah huruf kata pertama, seterusnya angka 2 adalah nomor kata, dan 4 adalah jumlah huruf kata kedua, demikian sete¬rusnya. Perhatikan berikutnya :

1 3 2 4 3 6 4 6 = 19 x 697034 = 19 x 19 x 36686 dan, ....
1+3+2+4+3+6+4+6 = 6+9+7+0+3+4= 3+6+6+8+6= 29 !

Pertanyaannya, berapa besar kemungkinan suatu kalimat, yang jumlah nomor kata dan hurufnya 29 merupakan kelipatan 19, dengan jumlah bilangan hasil baginya juga 29? Kecil sekali, hampir tidak ada. Dengan demikian, bisa dipahami bila al¬Qur'an dalam pengajarannya menantang manusia dan jin untuk membuat satu ayat yang menyerupainya. Bukan saja dari sisi bahasa, arti, dan maknanya, tetapi juga dari komposisi matematisnya.


4. Bacaan 'Basmalah' terdiri dari kelompok kata : Ismi - Allah - Arrahman -Arrahim. Penelitian menunjukkan jumlah dari masing-masing kata tersebut dalam Quran ternyata selalu merupakan kelipatan angka 19.

a. Jumlah kata 'Ismi' dalam Quran ditemukan sebanyak 19 buah (atau 19 X 1)
b. Jumlah kata 'Allah' dalam Quran ditemukan sebanyak 2.698 buah (atau 19 X 142)
c. Jumlah kata 'Arrahman' dalam Quran ditemukan sebanyak 57 buah (atau 19 X 3)
d. Jumlah kata 'Arrahim' dalam Quran ditemukan sebanyak 114 buah (atau 19 X
Apabila faktor pengalinya dijumlahkan hasilnya juga merupakan kelipatan angka 19, yaitu 1 + 142 + 3 + 6 = 152 (atau 19 X 8).


5. 114, adalah jumlah surat dlm Alquran, angka ini ajaib karena 114=6X19 dan bilangan prima ke 114 adalah 619, shingga dua hal ini saling berkaitan. Angka 6 salah satunya berhubungan dengan jumlah masa dlm penciptaan alam semesta, sdangkan angka 19 kyanya udh bnyk dibahas di thread sebelumnya (tp ga papa deh nanti menyusul dibahas), ttg bilangan prima jg menyusul. Keajaiban ini ky keajaiban rakaat shalat (kynya pernah dijelasindi thread yang udh lewat, yg 24434 = 19 x 1286. terus hasil bagi 1286 itu, jumlahnya = 1+2+8+6 = 17 sama seperti 2+4+4+3+4=17, en banyak kombinasi terus dibawahnya sampai menghitungnya harus pake kalkulator 42 digit

6. 30 adalah jumlah juz dlm Alquran dan angka 30 adalah bilangan komposit yang ke-19, yaitu: 4, 6, 8, 9,10,12,14, 15, 16, 18, 20, 27, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 30.

7. 6236 adalah jumlah ayat dalam Alquran, dan ini sm dgn bnyknya jumlah nomor dan jumlah ayat 57 surat yang homogen dlam Alquran ( surat homogen = surat di mana nomor suratnya sama dengan jumlah ayat yang dikandungnya, yaitu genap-genap atau ganjil-ganjil) Contoh Surat al-Fatihah atau "Pembukaan' dengan nomor surat 1 atau ganjil, jumlah ayat yang dikandungnya juga ganjil, yaitu 7 ayat. Contoh lain adalah Surat al-Baqarah atau "Sapi Betina". Nomor surat 2 atau genap, jumlah ayat 286 atau genap pula. Surat homogen ini, jumlah nomor surat dan jumlah ayatnya adalah 6.236, atau sama banyaknya dengan jumlah ayat al-Qur'an seluruhnya!


8. 6555 adlah total jumlah nomor surat (1+2+3+….+114), dan ini sm dgn bnyknya jumlah nomor dan jumlah ayat 57 surat yang heterogen (surat heterogen = di mana nomor suratnya berlawanan dengan jumlah ayatnya, yaitu genap-ganjil atau ganjil-genap). Misalnya, Surat Ali'Imran, nomor surat 3 atau ganjil, jumlah ayat 200 atau genap. Jumlah nomor surat dan jumlah ayatnya adalah 6.555 atau sama dengan jumlah nomor surat dari 1 sampai dengan 114, (1+2+3+4+....+114). Perhatikan bahwa jumlah surat ynag homogen dan heterogen sama-sama 57 (bukan kebetulan).

9. Jumlah ayat 6.236 dan jumlah nomor surat 6.555, digitnya dijumlahkan berarti 6+2+3+6+6+5+5+5 =38 atau (19x 2).

10. Al-Qur'an terstruktur dalam bentuk 6 x (10 + 9), yaitu 60 surat dengan nomor ayat-ayat yang genap, dan 54 surat dengan nomor ayat-ayat yang ganjil. Contohnya adalah al-Fatihah dengan 7 ayat berarti surat dengan ayat ganjil. Tetapi al-Baqarah dengan 286 ayat merupakan surat dengan ayat genap.
Prof. Abdullah Jalghoom dari Yordania menemukan suatu ketentuan paritas dengan kondisi di atas; jumlah ke-60 surat dengan ayat-ayat genap adalah 3.450 atau (345 x 10) dan jumlah nomor surat ke-54 dengan ayat-ayat ganjil adalah 3.105 atau (345 x 9). Total jumlah nomor surat adalah 6.555 atau (345 x 19). Dari sisi matematis, bilangan tersebut adalah 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6+7+....+114=6.555.
Dengan demikian, nomor surat dan jumlah ayat-ayatnya tidak dapat dipertukarkan - jika tertukar - struktur di atas tidak berlaku. Misalnya, Surat al-Fatihah ditukar tempatnya dengan Surat al-Baqarah maka jumlah ayat-ayat yang genap menjadi 3.449 dan jumlah ayat-ayat yang ganjil menjadi 3.106.

11. Hanya ada 19 surat, tidak lebih tidak kurang-dari 114 surat-di mana jumlah nomor surat dengan nomor ayatnya me¬rupakan bilangan prima

12. Jumlah 19 surat yang pertama dari surat dengan jumlah ayat-ayat bilangan prima merupakan kelipatan 19, yaitu 96

13. Wahyu pertama (Surat ke-96 ayat : 1-5 ) terdiri dari 19 kata (atau 19 X 1).

14. Wahyu kedua (Surat ke-68 ayat : 1-9 ) terdiri dari 38 kata (atau 19 X 2).

15. Wahyu ketiga (Surat ke-73 ayat : 1-10 ) terdiri dari 57 kata (atau 19 X 3).

16. Wahyu terakhir (Surat ke-110 ) terdiri dari 19 kata (atau 19 X 1).

17. Wahyu yang pertama kali menyatakan ke-Esaan Allah adalah wahyu ke-19 (Surat ke-112).

18. Surat ke-96 tempat terdapatnya wahyu pertama, terdiri dari 19 ayat (atau 19 X 1). Selain itu juga ternyata surat ke-96 tersebut merupakan surat yang ke-19 bila diurut/ dihitung mundur dari belakang Quran.
======== surat ke : 114, 113, 112, 111, ..................., 98, 97, 96
======= urutan surat ke : 1, 2, 3, 4, ..................., 17, 18, 19.
Bukti-bukti di atas menunjukkan bahwa Quran tersusun dengan perhitungan sistim kunci (interlocking system), sesuai maksud dari surat ke-85 ayat : 20, yang artinya : "Allah telah mengepung/mengunci mereka dari belakang"

pertanyaan buat prayoto CS : Mungkinkah ini suatu kebetulan?, adakah di Injil keajaiban semacam ini? , tunjukkan kebenaran agama anda jgn asal menghujat 19. Dari point 18, apabila bilangan surat-surat dijumlahkan mulai dari surat ke-114 s/d ke-96, (114+113+112+111+...+98+97+96) maka hasilnya adalah 1995 (atau 19 X 105).

20. Bagian tengah-tengah Quran jatuh pada Surat ke-18 ayat : 19 (atau 19 X 1).

21. Alquran terdiri dari 29 surat fawatih (yaitu surat yang diawali bukan dengan kalimat melainkan huruf ky alif lam mim dsb) 19 murni bukan kalimat, 10 disambung dgn kalimat). sehingga susunannya (10+19) ky struktur point 8 diatas 22. keseimbangan kata dalam Alquran, kyanya udah pd tau deh, ky jumlah yang sama antara kata panas dengan dingin dalam alquran dsb 23. AI-Asma'ul Husna (ismi = nama, husna = baik) adalah nama-nama yang sangat indah dari Allah swt dan sekaligus mencerminkan sifat-sifat Tuhan Yang Esa. Kalimat al-Asma'ul Husna sendiri "kebetulan” terdiri dari 11 huruf Arab. Kalimat ini disebutkan dalam 4 ayat pada 4 surat yang berbeda AI-A'raf (7:180), Al-Isra' (17:110) Thaha (20:8) dan Al-Hasyr (59:24) Enkripsi angka 11 yang lebih rumit akan diketahui bila nomor surat dan nomor ayat tersebut di atas dijumlahkan kemudian dijajarkan dalam 5 komponen.
Jika nomor surat tadi dijajarkan dengan hasil penjumlahannya, maka bilangan tersebut adalah kelipatan 11:7172059103 = 11 x 652.005.373
Demikian juga, jika nomor ayat tersebut di atas dijajarkan dengan jumlah nomornya, maka:
180110824322 = 11 x 16.373.711.302Ini berarti kalimat al-asma'ul husna hanya diposisikan pada 4 surat dengan 4 ayat tertentu saja, dengan kodetifikasi angka 11 yang tidak sederhana. Bila tertukar posisinya, maka struktur ini tidak terjadi.

24. "Segala sesuatu dihitung dengan teliti satu persatu" termasuk penyebutan angka. Hanya 30 bilangan saja yang disebut al¬Qur'an, yaitu 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,10,11,12,19, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 99, 100, 20Q, 300, 1.000, 2.000, 3.000, 5.000, 50.000, dan 100.000. Jumlah angka tersebut 162.146 atau (19 x 8.534)! hal yang menarik, penyebutan angka 30 dalam al-Qur'an hanya dua kali, yaitu
diposisikan pada Surat al-A'raf, "tempat tinggi”, (QS 7: 142) dan Surat al-Ahqaf, "bukit-bukit pasir", (QS 46: 15). Jika dihitung jumlah digit nomor surat dan nomor ayat¬nya, maka jumlahnya adalah 7 + 1 + 4 + 2 + 4 + 6 + 1 + 5 = 30. Luar biasa, bukan?. Jumlah angka yang disebut dalam Alquran yang berjumlah 30 bilangan dalam Alquran diwakilkan oleh hanya 2 ayat yang menyebut angka 30 dimana jumlah dan nomor ayatnya apabila digabungkan juga menghasilkan angka 30
"Dua menghitung segala sesuatu satu persatu". ( al-Jinn 72 : 28).

sebenarnya masih banyak bgt keajaiban matematis lainnya (dari berbagai sumber), tp ya sebagai awalan segitu dl (smoga myqers pada mau baca dgn teliti satu-satu, maaf berantakan) en kl rekan-rekan yg lain ada tambahan lagi, ayo kita kupas semuanya en saling sharing informasi. Buat Prayoto CS, buka mata kalian lebar-lebar, sy ingin tahu tanggapan kalian tentang thread ini, sekali lagi


wassalam
Lebih jauh tentang keistimewaan Angka 19 :

1. al-Qur'an menjelaskan bahwa untuk menambah keimanan umat islam, maka diberikan kpd kita "enkripsi" atau "kode" bilangan 19. Dalam bahasa al-Qur'an disebut "suatu perumpamaan yang sangat aneh", atau matsal. Berguna untuk menambah keimanan dan keyakinan bagi para pembaca yang serius, berpikir terbuka, dan beriman, tetapi menambah kebingungan bagi orang-orang yang berprasangka, tertutup dan "menentang" kitab. Keterangan tersebut dimulai ketika kita membaca Surat al¬Muddatstsir:
"Neraka (saqar) adalah pembakar kulit rnanusia. Di atasnya ada sembilan belas (19) penjaga Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu melainkan dari malaikat; dan tidaklah Kami jadikan bilangan mereka itu untuk jadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orang¬orang yang diberi al-Kitab** menjadi yakin, dan supaya orang-orang yang beriman bertambah iman nya, dan supaya orang-orang Mukmin itu tidak ragu-ragu dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir (mengatankan): 'Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai suatu perumpamaan?' " (al-Muddatstsir 74: 29-31)
Dari situ, angka 19 menjadi "perumpamaan yang aneh" atau matsa! bagi para ilmuwan yang membaca al-Qur'an. Kare¬na ditemukan ratusan struktur matematis yang berhubungan dengan bilangan prima.

** Alkitab yang dmaksud disini adalah Alquran (nama lain dariAlquran), sebab kitab-kitab yang diturunkan kepada nabi- nabi sebelumnya telah dicampuradukan dengan pemikiran dan tangan2 manusia
2. Keistimewaan angka 19 dalam ilmu matematik dikenal sebagai salah satu 'Bilangan Prima' yakni bilangan yang tak habis dibagi dengan bilangan manapun kecuali dengan dirinya sendiri. Keistimewaan tersebut melambangkan bahwa sifat-Nya yang serba MAHA tidak dibagikan kepada siapapun juga kecuali bagi diri-Nya sendiri (Surat ke-112 ayat 3).
3. Angka 19 terdiri dari angka 1 dan 9, dimana angka 1 merupakan bilangan pokok pertama dan angka 9 merupakan bilangan pokok terakhir dalam sistem perhitungan kita. Keistimewaan tersebut menunjukkan sifat Allah yakni 'Maha Awal dan Maha Akhir' (Surat ke-57 ayat : 3).
4. Angka 1 melambangkan sifat-Nya yang 'Maha Esa' (surat ke-112 ayat 1), sedangkan angka 9 sebagai bilangan pokok terbesar melambangkan salah satu sifatnya yang ke-38 yaitu 'Maha Besar'.
5. 19 dan 81
Dr. Peter Plichta ahli kimia dan matematika dari Jerman (Baca lebih lanjut Peter Plichta, God's Secret Formula, atau situs-situs dari Dr. Peter Plichta.). Berpendapat bahwa, tampaknya, semua formula matematika dan angka-angka berhubungan dengan dua kutub matematika alam semesta ini. Angka 81 spesifik karena melengkapi angka 19, (19 + 81= 100). Jumlah angka-angka tersebut adalah 19: 1 + 9+8+1=19.
Bila kita analisis sedikit lebih lanjut, terdapat hubungan angka-angka tersebut dengan cara:
1:19 = 0,0526315789473684210526 Angka yang berulang secara periodik, berulang dengan sendirinya tepat pada digit ke-19 sesudah koma, dan, yang menarikjumlah dari angka-angka tersebut ( 0 + 0 + 5 + 2 + 6 + 3 + 1 + 5 + 7 + 8 + 9 + 4 + 7 + 3 + 6 + 8 + 4 + 2 + 1 ) adalah 81 !
Sekarang:
1 : 81 = 0,012345679 ... Ups! Angka 8 terlewat, padahal angka yang lain secara periodik muncul.
Hilangnya angka 8 adalah ilusi, dan nilai resiprokal angka 81 adalah "alamiah", menghasilkan satu seri sistem desimal bilangan 0,1, 2 .... dan seterusnya; dan sistem itu bukan buatan manusia. Tetapi mengapa angka 8, bukan angka lainnya, yang "hilang"? Diduga, karena angka 8 berhubungan dengan angka 19. Bilangan prima ke-8 adalah 19 Dalam al-Qur'an, angka 8 merupakan jumlah malaikat, force, yang menjunjung 'Arsy (Kursi, Singgasana), mengatur keseimbangan 'Arsy, yang bermakna power and authority dominion, baik sebelum maupun saat Kiamat (al-Haqqah 69 : 17). Sebagian mufasir, seperti Mu¬hammad Abdul Halim, menerjemahkan 'Arsy dengan "Majelis Langit"4 atau "Wilayah Pemerintahan Kosmos". Wilayahnya tidak terbatas, "di bawah 'Arsy terdapat (unsur) air" (Hud 11 : 7). Berlimpah unsur hidrogen, elemen kimia yang paling ringan dari unsur air, H2O. Jauh lebih luas dari alam semesta yang diketahui.Dalam Kalender Tahun Komariyah (Sistem Peredaran Bulan), terjadinya Tahun Kabisat terjadi pada setiap 19 tahun sekali.
6. Dalam buku "Atlas Anatomi" yang disusun oleh Prof. Dr. Chr. P. Raven dapat diketahui bahwa sebagian dari kerangka manusia yaitu : - tulang leher ada 7 ruas, tulang punggung ada 12 ruas, jadi jumlahnya 19 . Menurut para biolog, ke-19 ruas tulang tersebut mempunyai peranan yang sangat penting bagi setiap manusia karena didalamnya terdapat sumsum yang merupakan lanjutan dari otak, dengan saraf-saraf yang menuju ke seluruh bagian tubuh. Adanya gangguan pada ruas tersebut maka seluruh tubuh akan kehilangan kekuatan.
7. Pada point 5, juga ditemukan hal yang menarik, alat-alat tubuh manusia seperti tangan dan kaki sangatlah penting fungsinya bagi kehidupan kita. Bila diteliti ternyata terdapat 19 ruas tulang pada masing-masing tapak tangan/kaki (dengan mengecualikan ruas-ruas pergelangan tangan). Dan tahukah anda, bila bentuk tapak tangan/ kaki kita menyerupai bentuk kata Allah (dalam Bahasa Arab) ?

8. pada tangan kita terlihat ada garis yang apabila dilihat secara seksama akan membentu angka arab yaitu 18 & 81 dan apabila kita gabungkan angka 18 dan 81 (dlm tulisan arab) pada telapak tangan kanan dan kiri kita, maka akan kita temukan 1881, dan angka 1881 lagi2 merupakan angka ajaib karena 18 + 81 = 99 sedangkan kalo digabungkan 1881 maka hasilnya 19 X 99 (lagi2 angka 19)
Mari kita renungkan ayat ini "Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al-Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?" (QS. Fushshilat 41:53)
8. Bahwa angka 19 adalah kode matematik yang melatarbelakangi komposisi literer Quran, suatu fenomena unik yang tiada duanya yang sekaligus membuktikan bahwa Quran adalah wahyu Ilahi, bukan karya manusia. Otak manusia tidak akan mampu mencipta karya literer yang tunduk pada suatu kode matematik yang sekaligus membawa tema utamanya. Apalagi mengingat turunnya wahyu secara berangsur-angsur, secara spontan (tanpa direncanakan) dengan bahagian-bahagian surat yang acak tidak berurutan, disesuaikan dengan peristiwa-peristiwa yang melatar-belakanginya.
9. Selanjutnya, angka 19 dapat berfungsi sebagai pemeliharaan keutuhan Quran. Angka 19 dapat digunakan untuk mencek apakah dalam sebuah kitab Quran terdapat suatu kesalahan atau tidak, dengan cara menghitung kata-kata krusial yang jumlahnya dalam Quran multiplikatif dengan angka 19, kemudian membagi angka hasil hitungan dengan 19, maka akan terlacaklah ada atau tidaknya suatu kesalahan. Demikianlah seluruh isi Quran seutuhnya akan tetap asli hingga di akhir zaman karena telah disegel oleh-Nya dengan angka 19 yang merupakan lambang identitas-Nya. Wallahu a'lam bissawab.


Cari Artikel